What are conditions share similar symptoms with Pelvic Congestion Syndrome?
Chronic pelvic pain and other previously mentioned symptoms are linked to several other conditions. Since chronic pelvic pain is a common occurrence, it can be classified as a symptom in digestive, circulatory, urinary, and nervous system conditions.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau orang terdekat mengalami situasi traumatis yang melibatkan kekerasan, penganiayaan, baik secara fisik maupun mental, kamu perlu segera melakukan pemeriksaan kesehatan ke profesional medis.
Informasi selengkapnya mengenai Sindrom Stockholm bisa kamu dapatkan dengan cara download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play.
Stockholm syndrome adalah kondisi ketika korban kejahatan justru memiliki rasa simpati dan kasih sayang terhadap penjahat yang menganiayanya. Hal ini dinilai sebagai respons psikologis korban untuk bertahan hidup atau mengatasi situasi yang ekstrem dan menakutkan.
Korban kriminalitas umumnya mengalami ketakutan dan teror, serta menyimpan rasa penghinaan atau permusuhan terhadap pelaku. Namun, pada orang dengan Stockholm syndrome, perasaan yang muncul malah sebaliknya. Pada titik tertentu, korban bahkan ingin melindungi pelaku kejahatan dan tidak ingin pelaku dihukum.
Istilah Stockholm syndrome berasal dari peristiwa penyanderaan dalam perampokan bank di Stockholm, Swedia, pada tahun 1973. Pada peristiwa tersebut, korban penyanderaan justru bersimpati kepada pelaku dan menolak untuk bersaksi di pengadilan. Korban bahkan sampai mengumpulkan dana untuk membela pelaku.
Selain penyanderaan, Stockholm syndrome juga dapat terjadi pada situasi lain, seperti pelecehan, kekerasan pada anak, kekerasan antara pelatih dan atlet, kekerasan dalam hubungan, dan perdagangan manusia.
Sindrom Stockholm dapat berkembang dalam jangka pendek maupun panjang, tergantung pada interaksi korban dengan pelaku.
Gejala Stockholm Syndrome
Orang yang mengalami stockholm syndrome sering menunjukkan beberapa gejala khas yang mengarah pada hubungan emosional.
Nah, hubungan ini cenderung tidak biasa dengan pelaku kekerasan atau penculik mereka. Gejala utamanya meliputi:
Apa Itu Stockholm Syndrome?
Sindrom stockholm adalah mekanisme koping (coping mechanism) yang biasanya terjadi pada orang yang mengalami penculikan.
Korban akan mengembangkan perasaan positif terhadap penculik atau pelaku dari waktu ke waktu.
Kondisi ini juga berlaku untuk beberapa situasi lain termasuk pelecehan anak, pelecehan pelatih-atlet, pelecehan hubungan dan perdagangan seks.
Gejala mirip PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)
Korban juga sering mengalami gejala yang serupa dengan PTSD, seperti kilas balik peristiwa traumatis, rasa tidak percaya terhadap orang lain dan perasaan tertekan.
Korban juga menjadi mudah tersinggung, kecemasan berlebihan, kesulitan menikmati aktivitas yang dulu disukai, serta kesulitan berkonsentrasi.
Gejala-gejala ini sering kali berlangsung lama bahkan setelah situasi traumatis berakhir.
Pencegahan Stockholm Syndrome
Stockholm syndrome merupakan respons untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, kondisi ini sulit untuk dihindari, kecuali dengan menjauhi situasi yang dapat memicu munculnya Stockholm syndrome. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
Vascular and Interventional Centre is here to address your vascular needs through holistic medicine and customised treatments. Contact +65 6694 6270 to book an appointment with our team of well-trained vascular specialists.
A woman’s reproductive system is a highly complex and intricate system that requires a lot of care and attention. It is an integral part of a woman’s overall health and wellness, and it should be regarded as such.
Pelvic pain is something that many women experience in Singapore, and it is highly likely that your female relatives, friends, and colleagues have gone through this same problem. A congested pelvic area can be linked to numerous factors, ranging from harmless menstruation-related symptoms to a sign of a life-threatening sickness.
Pelvic pain may be caused by problems with nonreproductive organs (like the bladder or bowel) or reproductive organs (like the ovaries or uterus). Finding the exact root cause of pelvic pain requires a comprehensive assessment and advice from a specialist who is aware of all the possible conditions, and who can provide a holistic assessment to reach the correct diagnosis.
Many women attribute frequent pelvic pain to their normal menstrual cycle or other benign intestinal or urinary issues. However, pelvic pain occasionally may be due to more serious medical conditions such as endometriosis, pelvic congestion syndrome or even pelvic organ malignancies. Thus, it is highly recommended to seek advice from a specialist if you experience recurrent pelvic pain, especially if the discomfort frequently requires painkillers to control, or leads to time off work and affects your regular activities.
(https://www.myaimhealth.com/pelvic-2-3/)
Pengobatan Stockholm Syndrome
Karena stockholm syndrome belum diakui secara resmi sebagai gangguan psikologis, belum ada standar pengobatan yang spesifik untuk kondisi ini.
Namun, pengobatannya mirip sekali dengan mengatasi PTSD, seperti berikut:
Komplikasi Stockholm Syndrome
Jika tidak segera diatasi, korban sindrom ini berpotensi mengalami komplikasi emosional dan psikologis yang serius. Salah satu komplikasi utamanya adalah post-traumatic stress disorder (PTSD).
Nah, PTSD membuat korbannya mengalami kilas balik, mimpi buruk, dan kecemasan berlebih yang berkepanjangan. Selain itu, pengidap sindrom mungkin juga mengalami penurunan harga diri.
Rasa percaya diri mereka sering terkikis oleh trauma yang mereka alami, ditambah dengan kebingungan emosional terkait perasaan positif mereka terhadap pelaku.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah trust issue (kesulitan untuk mempercayai orang lain), di mana korban menjadi sangat skeptis atau waspada terhadap orang-orang di sekitar mereka.
Hal ini bisa menghambat kemampuan korban untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Trauma yang tidak diobati juga dapat memengaruhi kesehatan mental korban dalam jangka panjang.
Akibatnya, korban berisiko mengalami depresi, kecemasan, dan isolasi sosial.
Gejala Stockholm Syndrome
Orang yang mengalami stockholm syndrome sering menunjukkan beberapa gejala khas yang mengarah pada hubungan emosional.
Nah, hubungan ini cenderung tidak biasa dengan pelaku kekerasan atau penculik mereka. Gejala utamanya meliputi:
Cara Menangani Stockholm Syndrome
Tidak ada pengobatan khusus bagi penderita Stockholm syndrome. Namun, psikiater akan menggunakan beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengatasi situasi traumatis, seperti peresepan obat antiansietas untuk mengatasi kecemasan yang dialami.
Selain itu, psikoterapi juga akan dilakukan untuk menangani Stockholm syndrome. Dalam psikoterapi, penderita akan diajarkan untuk mengatasi pengalaman traumatiknya.
Tujuan akhir dari semua penanganan Stockholm syndrome adalah untuk menyadarkan penderita bahwa yang mereka rasakan terhadap pelaku hanyalah metode pertahanan diri.
Stockholm syndrome merupakan kondisi tidak umum yang sering kali dirasakan oleh para korban penyanderaan. Bila Anda atau keluarga dan kerabat Anda ada yang mengalami gejala Stockholm syndrome, cobalah konsultasikan ke psikiater agar dapat diberikan penanganan yang tepat.